Kamis, 01 September 2016

SHALAT DUA GERHANA (KUSUFAIN)



SHALAT DUA GERHANA
(KUSUFAIN)

Pengertian:
Shalat kusufaini ialah shalat dua gerhana, yakni shalat gerhana matahari (shalat kusufisy syamsi) dan shalat gerhana bulan (shalat kusufil Qomari).

Hukumnya:
Jumhur ‘alim ‘ulama’ menentukan sunnah muakad

Sehubungan dengan peristiwa gerhana Allah SWT berfirman dalam Q.S : 41, Fushilat ayat 37
لَا تَسْجُدُواْ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُواْۤ لِلَّه ٱلَّذِي خَلَقَهُنَّ
Artinya:
“Janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan dan sujudlah kepada Allah yang menjadikan keduanya”.

Rasulullah saw bersabda
قَالَ النَّبِيُّ ص.م. إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ايَتَانِ مِنْ ايَاتِ اللّه لاَيَنْكَشِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَاِذَا رَأَيْتُمْ ذلِكَ فَادْعُوْااللهَ وَكَبِّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا (رواه البخارى)
Artinya:
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana bukan disebabkan matinya seseorang, tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka apabila kalian menyaksikan gerhana, berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah (mengagungkan kebesaran Allah) dan shalatlah dan bershadaqohlah kalian”. (H.R. Imam Bukhari)

Penjelasan:
Berdasarkan firman Allah Q.S 41, Fushilat ayat 37 dan sabda Rasulullah saw, tersebut di atas. Maka langkah-langkah apa saja yang perlu kita amalkan?
Apabila kita mengetahui terjadinya gerhana maka:
1.       Kita jangan sampai bersembah sujud kepada matahari atau bulan tetapi kita bersembah sujud kepada sang pencipta Allah SWT.
2.       Kita berdo’a kepada Allah seperti nabi

Hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:
وَعَنِْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: مَاهَبَّتِ الرِّيْحُ قَطُّ جَثَا النَّبِيُّ ص.م. عَلى رُكْبَتَيَهِ وَقَالَ: اللّهُمَّ اجْعَلْهَا رَحْمَةَ وَلاَ تَجْعَلْهَا عَذَابًا. (رواه الشفعى والطبرانى)
Dari Ibnu Abbas r.ahm berkata: “Angin tidak bertiup sama sekali, melainkan junjungan Nabi saw, duduk di atas kedua lutut dan berdo’a, Ya Allah jadikanlah ia rahmat dan janganlah jadikan ia adzab (siksa)”. (H.R. Syafi’i & Thabrani.

1.       Mohon Tetapnya Hidayah/Rahmah
رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Ya Tuhan kami! Berilah kami rahmat dari sisiMu dan siapkanlah bagi kami petunjuk (jalan keluar) dalam urusan kami (ini)”. Q.S. 18, Al Kahfi: 10

2.       Do’a Selamat Atau Do’a Tolak Balak
اَللّهُمَّ اكْشِفْ عَنَّامِنَ الْبَلاَءِ وَبَاءِ وَالْغَلاَءِ وَالْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ مَالاَ يَكْشِفُ غَيْرُكَ
“Ya Allah hilangkanlah dari kami bahaya penyakit menular, mahal harga sandang pangan, kejahatan dan kemunkaran, karena tiada seorangpun yang dapat menghilangkannya melainkan Engkau (ya Allah).

3.       Bertakbir/mengangungkan Asma Allah
Dianjurkan mengucapkan kalimat-kalimat thoyibah yang disukai Allah a.l. Istighfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil atau Takbir. Contoh:  سُبْحَانَ الله وَاْلحَمْدُ لِلّه وَلاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

4.       Melaksanakan Shalat Kusufaini
Shalat Kusufaini ini syah diamalkan apabila benar-benar terjadi gerhana. Waktunya shalat mulai saat gerhana hingga berakhir.
فَإِذَا رَاَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوْااللهَ وَصَلُّوْا حَتّى يَنْكَشِفَ مَابِكُمْ. (البخارى و مسلم)
“Maka apabila kamu mengetahui keduanya gerhana, hendaklah kamu berdo’a kepada Allah dan shalatlah hingga gerhana berakhir (tampak kembali sebagaimana biasa)”. H.R. Bukhari & Muslim

Cara Mengerjakan
Pertama   :   Shalat dua rokaat dua rukuk dan 4 sujud sebagaimana shalat biasa, boleh dilakukan sendiri-sendiri tanpa khutbah, tetapi lebih utama dilakukan dengan berjamaah dan diakhiri dengan khutbah.
Sabda Nabi:
قَالَتْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا خَسَفَتِ الشَّمْسِ فِى حَيَاةِ رَسُوْلُ اللهِ فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ إِلى الْمَسْجِدِ فَقَامَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ .... فَخَطَبَ النَّاسِ

“Aisyah berkata, telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah, lalu beliau keluar pergi ke masjid kemudian berdiri dan takbir, orang-orang (para sahabat) berdiri berbaris (shaf) di belakangnya, kemudian Nabi berkhutbah di hadapan para jamaah”. H.R. Muslim

Kedua       :   Shalat 2 rokaat dengan 4 berdiri, 4 bacaan Fatihah & surat, 4 rokaat ruku’ dan 4 sujud dengan tata cara pelaksanaannya sebagia berikut:
1.       Setelah kita dan ta’mir masjid mengetahui ada gerhana, maka ta’mir menyerukan kepada kaum muslimin untuk shalat.
2.       Setelah musta’id – takmir memerintahkan muadzin / bilal untuk mengucapkan  اَلصَّلاَةُ جَامِعَةْ  = Ashshalaatu jami’ah.
3.       Pada rokaat pertama – kita berdiri menghadap ke kiblat sambil niat, umpama dilafadzkan seperti ini
اُصَلِّى سُنَّةَ اللِّكُشُوْفِ الشَّمْسِ (الْقَمَرِ) رَكْعَتَيْنِ .... لِلّهِ تَعَالى

USHALLI SUNNATAL LIKUSYUUFISY SYAMSI (LIKHUSYUUFIL QOMARI) RAK’ATAINI ..... LILLAAHI TA’AALA.
Artinya: Aku sengaja niat shalat gerhana matahari/bulan dua rokaat .... karena Allah Ta’ala.

4.       Takbirotul ikhram, mengucap Allahu akbar sambil mengangkat kedua belah tangan seperti biasanya dengan masing-masing jari-jarinya terbuka atau direnggangkan sedikit dan tidak dirapatkan, telapak tangan dihadapkan ke kiblat, kemudian membaca do’a iftitah, do’a ta’awudz & basmalah, surat Al Fatihah dan surat panjang.
5.       Takbir dengan mengangkat tangan untuk ruku’ yang pertama panjang.
6.       Bangkit dari ruku’ / i’tidal dengan mengangkat tangan seperti biasa smabil berucap سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَةُ  bagi imam dan bagi makmum makmum mengucap رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ  kemudian sedekap lagi.
7.       Membaca surat Al-Fatihah & Surat yang agak pendek.
8.       Takbir (dengan mengangkat tangan) untuk ruku’ yang kedua dengan pendek.
9.       I’tidal atau kembali tegak sambil mengangkat kedua tangannya sejenak dan berucap seperti no. 6 kemudian kedua belah tangannya diturunkan.
10.   Takbir untuk sujud, duduk, sujud lagi (sampai disini satu rokaat)
11.   Takbir lagi, bangkit berdiri dari sujud untuk mengerjakan rokaat kedua seperti rokaat yang pertama.
12.   Kemudian setelah kita melakukan sujud ke dua dari rokaat kedua ini kita terus duduk akhir baca tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam.

Keterangan:
1.       Bacaan Fatihah dan surat pada gerhana matahari tidak dinyaringkan (tidak keras), sedangkan dalam gerhana bulan sunnah dinyaringkan (keras).
2.       Imam setelah selesai membaca surat Al Fatihah mengucap amin bersama jamaah, lalu diam sejenak baru membaca surat. Demikian pula Beliau (Rasulullah) setelah membaca surat sebelum ruku’ diam sekedarnya” H.R. Tirmidzi.
3.       Menurut hadits tersebut di atas setelah selesai shalat dianjurkan bershadaqoh.

Ketiga       :   Shalat 2 rokaat & setiap rokaat ada ruku’
Keempat :   Shalat 2 rokaat & setiap rokaat ada 4 ruku’, (2 rokaat, 8 berdiri, 8 Fatihah & Surat, 8 ruku’, dan empat sujud)
------- HMS -------
0909’16

TUJUH SYARAT AGAR SYAHADAT KITA DAPAT DITERIMA OLEH ALLAH SWT



TUJUH SYARAT AGAR SYAHADAT KITA 
DAPAT DITERIMA OLEH ALLAH SWT
بسم الله الرّمن الرّحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِاللّهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللّه. وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ.
 “Segala puji hanya milik Allah. Kita memuji-Nya, mohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu kita dan keburukan amal-amal kita. Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad sebagai kunci pintu Rahmatnya Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Agung”.

Q.S. (02) Al-Baqarah: 250

قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
“Mereka berdo’a – Ya Tuhan kami ! Limpahkanlah kesabaran kepada kami dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir”.
  
Q.S. (23). Al-Mu’minun: 29

قُل رَّبِّ أَنزِلۡنِي مُنزَلٗا مُّبَارَكٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡمُنزِلِينَ
Text Box: 2“Berdo’alah – Wahai Tuhanku! Tempatkanlah aku pada tempat yang penuh restu (berkah) dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat”.
Q.S (14) Ibrahim: 40

رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ
 “Wahai Tuhanku! Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang mendirikan shalat. Wahai Tuhan kami, terimalah do’a kami”.

BAB SYAHADATAIN

Rukun Islam pertama yakni syahadat. Syahadat ada dua macam, yakni:
Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul.
أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ إِلاَّاللّه
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّهِ
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainan Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Maksudnya
1.    Syahadat Tauhid : Artinya menyatakan ke Esaan Allah SWT.
2.    Syahadat Rasul : Artinya menyaksikan dan mengakui Rasul dan Nabi Muhammad saw.

Keterangan:
Orang yang hendak menjadi muslim/mukmin harus mengucapkan dua kalimat syahadat itu berturut-turut dan faham maknanya. Bagi orang yang tidak mau mengucapkannya, maka mereka tetap dihukumi kafir.

Makna Asyhadu

Kata “Asyhadu” yang mengawali kalimat syahadat memiliki 3 (tiga) makna, yaitu:
1.    I’lan (pernyataan)
2.    Qassam (sumpah) dan
3.    Wa’dun (janji)
  • Jadi kata “Asyhadu” berarti sebuah pernyataan secara lisan dan pemberitahuan tentang sesuatu yang menjadi keyakinan dalam hatinya.
  •  Sebagai sumpah – Kata Asyhadu berarti sesuatu yang diyakini terpatri dan terpancar kokoh dalam hatinya.
  • Sebagai janji – Maka syahadat membawa konsekuensi logis untuk menunaikan segala sesuatu yang terkandung dalam perjanjian yang telah diikrarkan.
Penjelasan
  • Dari pengertian tersebut di atas, maka syahadat bukan hanya sebuah kalimat yang diucapkan oleh lisan atau kemusliman seseorang, melainkan juga merupakan keyakinan yang mendalam tanpa keraguan .
  • Keyakinan/keimanan yang berangkat dari syahadat inilah yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa api neraka di akhirat kelak”. (H.R. Bukhari Muslim)

Makna Kalimat Laa Ilaaha ilallah secara luas

a.     لاَخَلِقُ اِلاَّاللّه     :  Tiada Tuhan selain Allah
b.     لاَرَزِقَ إِلاَّاللّه     :  Tiada pemberi rizki kecuali Allah
c.     لاَمُدَبِّرَ إِلاَّاللّه    :  Tiada pengelola kecuali Allah
d.     لاَمَلِكَ إِلاَّاللّه    :  Tiada Raja kecuali Allah
e.     لاَوَلِىَ اِلاَّاللّه       :  Tiada Pemimpin kecuali Allah
f.      لاَحَكِمُ اِلاَّاللّه :  Tada Pembuat hukum kecuali allah
g.     لاَغيَةَ اِلاَّاللّه       :  Tiada Tujuan selain Allah
 h.    لاَمَعْبُدَ اَلاَّاللّه     :  Tiada Sesembahan kecuali Allah
Yang kedua: Kalimat Asyadu anna muhammadar Rasulullah – Memiliki makna, bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah yang membawa petunjuk dari Allah sebagai pedoman hidup manusia. Pengikraran kalimat tersebut punya konsekuensi yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim antara lain:
a.    Mengimani & Membenarkan
Mengimani Rasul merupakan suatu kewajiban yang mutlak bagi seorang muslim dan membenarkan apa yang telah Beliau amalkan. Contoh: Tentang peristiwa Isro’ dan MI’roj yang dijalani Nabi Muhammad, orang kafir mencemooh karena tidak rasional. Tetapi sahabat Abu bakar membenarkan, makanya mendapat gelaran Asy Shidiq.
b.    Taat dan Patuh
Suatu keharusan kaum muslimin taat kepada Rasul. Sebab hakikatnya ketaatan pada Rasul merupakan ketaatan pada Allah.
Firman Allah dalam Qur’an Surat (04) An-Nisa’: 80
مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظٗا
Artinya  :  “Barang siapa taat kepada Rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah, dan barang siapa berpaling maka kamu tidak mengutus engkau sebagai penjaga atas mereka”.
Apabila Rasul telah menetapkan hukum atas sesuatu, maka kita tinggal taat dengan sepenuh hati.

c.    Menjadikan Tauladan
Sesunggunya telah ada pada diri Rasulallah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah”.
Ket   :  Keteladanan Rasulullah meliputi semua aspek kehidupan, bukan hanya hubungan dengan manusia dan makhluk lain.

d.   Mencintai Rasulullah dan Mencintai apa saja yang dicintai Rasulullah saw.
Seseorang yang telah mengikrarkan kalimat syahadat, maka sebagai konsekuensinya dia harus mencintai Rasulullah. Adapun perwujudan kecintaan kepada Rasulullah antara lain selalu mengerjakan dan menghidupkan rumah-rumah Rasulullah. Kecintaan kita kepada Rasulullah itu setelah kecintaan kepada Allah. Kecintaan kepada Allah dan Rasulullah itu harus melebihi cintanya kepada segala sesuatu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qur’an Surat (09) At-Taubah ayat 24, juga hadits Nabi Sebagai berikut:

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
Artinya:
“Katakanlah!, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatirkan merugi dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. “Dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik.

Sabda Rasulullah saw.
Tidak beriman (dengan sempurna) seseorang diantara kalian – kecuali saya lebih dicintai dari dirinya sendiri, orang tua dan seluruh manusia.
 


Soal: Sudahkah Syahadat kita dapat diterima oleh Allah?
Ada tujuh persyaratan yang harus dimiliki agar syahadat seseorang dapat diterima oleh Allah SWT, yakni:
1.    Al-‘ilmu
Dengan adanya ilmu ini, dikandung maksud seseorang muslim harus mengetahui makna dua kalimat syahadat tersebut, dengan harapan dapat melahirkan pemahaman yang benar. Setelah seseorang muslim memahami syahadat konsekuensinya harus dilakukan setela bersyahadat. Syahadat yang diucapkan tanpa pengetahuan dan pemahaman yang benar maka tidak akan berpengaruh dalam kehidupan. Dalam Al Qur’an Allah menegaskan bahwa syahadat yang diucapkan dengan pengetahuan yang benar akan makna syahadat dapat menyebabkan seseorang mendapat jaminan surga.
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang mati, sedang dia mengetahui bahwa tidak ada ilah melainkan Allah maka dia itu masuk surga. (H.R. Imam Muslim & Utsman R.a).
2.    Al-Yakin : Benar
Yakni seseorang itu mengethaui dengan sempurna (yakin) makna kalimat syahadat itu. Kemudian meyakininya tanpa keraguan, sehingga keimanannya tidak bertentangan dengan kata hatinya. Firman Allah Q.S (49) Al-Hujurat: 15
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ وَجَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
“Seseungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihat dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S. (49) AlHujurat: 15).
3.    Al-Qabuul
Yakni penerimaan secara bulat terhadap ketentuan dan tuntutan yang terkandung dalam dua kalimat syahadat, baik dalam hati maupun dalam lisannya.
Firman Allah dalam Q.S (33) Al-Ahzab: 36.

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat suatu yang nyata”.
4.    Al-Inqiyaad
Yakni terus mengikuti dan terikat pada dua kalimat syahadat tersebut. Dari sini lahirlah kekuatan pada seseorang hamba untuk taat mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan membuat seorang muslim tidak goyah akan arus kemaksiatan yang selalu mendorongnya.
Allah berfirman dalam Q.S (31) Luqman: 22.
وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ وَإِلَى ٱللَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ 
 “Dan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia ornag yang berbuat kebiakan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh”.
5.    Ash-Shiddiq
Yakni dalam artian lahirnya tidak menyalahi batinnya, baik lahir dan batin maupun antara ilmu dan amal, kedua-duanya harus sesuai dan sejalan.

Nabi bersabda yang artinya:

Syafaatku teruntuk yang bersaksi bahwa tiada ilah melainkan Allah dengan benar-benar ikhlas hatinya membenarkan lisannya dan lisannya membenarkan hatinya”. (H.R. Hakim)
6.    Al-Ikhlas
Adalah pmurnian amal dengan niat yang benar, agar terhindar dari segala bentuk kesyirikan.
Allah berfirman dalam Q.S (40) Al-Mu’min: 65.

هُوَ ٱلۡحَيُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱدۡعُوهُ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَۗ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Dialah yang hidup, tiada Tuhan melainkan Dia, maka sembahlah Dia dengan memurnikan  (mengikhlaskan) agama bagi-Nya semata. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam”. (Q.S. Al-Mu’min: 65)
7.    Al-Mahabbah (Kecintaan)
Ucapan dua kalimat syahadat harus disertai dengan perasaan cinta, karena hanya dengan cintalah seseorang akan mampu merealisasikan segenap konsekuensi dua kalimat syahadat.
Adapun yang dimaksud cinta disini adalah mencintai Allah, Rasul-Nya dan syariat-syariat-Nya serta orang-orang yang beriman.
Firman Allah dalam Q.S (09) At-Taubah ayat 24 yang berbunyi:

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
QUL IN KAANA AABAA-UKUM WA ABNAA UKUM WA IKHWAANUKUM WA AZWAAJUKUM WA ‘ASYIIRATAKUM WA AMWAALUNIQ—TARAFTUMUUHAA, WATIJAARATUN TAKH-SYAUNA KASAADAHAAN WA MASAAKIN, TARDHAUNAHAA AHABBA ILAIKUM MINALLAAHI WA RASUULIHII, WA JIHAADIN FIISABIILIHII FATARABBASHUU HATTA YA’TIYALLAAHU BIAMRIHII; WALLAAHU LAA YAHDIL QAUMUL FAASIQIIN.

Artinya:
Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihat d jalan allah, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keptusan-Nya. Dan allah tidak memberi petunjuk bagi orang-orang yang fasik”. (Q.S. (09) At-Taubah: 24).

Penjelasannya
·         Menurut ayat tersebut, Allah menyebutkan delapan hal yang paling dicintai oleh manusia yakni:
1.    Orang tua, 2. Anak, 3. Saudara, 4. Isteri, 5. Karib kerabat, 6. Harta benda, 7. Bisnis, dan 8. Tempat tinggal.
·          Cinta terhadap maslaah tersebut adalah tidak tercela selama diposisikan setelah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta semangat perjuangan untuk mengakkan kalimatullah. Contoh: mendatangi pengajian untuk tholabul ‘ilmi agar imannya makin meningkat.
·         Menyantuni/memberi makan anak yatim dan ornag miskin. Q.S. (76) Al-Insan: 8-9.
·         Orang mukmin yang memakmurkan Masjid atau tempat shalat. (Q.S. (09) T-Taubah: 18).

Firman Allah Q.S. (76) Al-Insan: 8-9.

وَيُطۡعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسۡكِينٗا وَيَتِيمٗا وَأَسِيرًا ٨ إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا

 a.    Mereka (didunia) memberi makan yang dikasihinya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang-orang tawanan.
b.    (mereka berkata) sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu karena mengharap keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak (pula) terima kasih dari kamu.

Firman Allah Q.S. (09) At-Taubah: 18

إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan Masjid Allah hanyalah orang-orang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan dia tidak takut (kepada siapa pun) kecuali kepada Allah (taqwa). Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Mengapa hal tersebut tidak tercela? Karena:
1.    Kita telah dianugerahi/dihidayahi perasaan cinta oleh Allah SWT.
2.    Kita telah diperintahkan mencintai mereka oleh Allah SWT.
3.    Menjalankan perintah Allah (cinta) adalah sebagai tanda bukti cinta kita kepada Allah, asal disalurkan sesuai dengan ketentuan Allah & Rasul-Nya.

CARA MEWUJUDKAN PERASAAN CINTA

Firman Allah dalam Q.S (03) Ali-Imran: 31-32
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١ قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٣٢


QUL INKUNTUM TUHIBBUUNA-LLAAHA FATTABI’UNII YUHBIBKUMU-LLAHU WAYAGH-FIRLAKUM DZUNUUBAKUM WA-LLAHU GHAFUURUN RAHIIM (UN)(31). QUL ATHII’ULLAAHA WAR-RASUULA FA’IN TAWALLAU FAINALLAHAA LAA YUHIBBUL KAAFIRIIN. (32).
Text Box: 11

Artinya:
31. Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintainya. Allah maka pengampun lagi maha penyayang.
32. Katakanlah, Taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tiada menyukai orang-orang kafir”.

 Peringatan  : Seseorang yang mencintai keduniawiaan melebihi cintanya terhadap Allah dan Rasul-Nya,s erta berjihad pada jalan Allah, maka Allah akan murka dnegan mendatangkan malapetaka kepadanya.

 ASBABUL NUZUL Q.S. AT-TAUBAH: 24

Ibnu Sirin r.a. menerangkan, bahawa ayat ini ini diturunkan berkenan dengan orang-orang Mekah yang tidak ingin berhijrah ke Madinah suatu hari mereka ditanya oleh ali bin Abi Thalib r.a yang datang ke Mekah: Mengapa kalian tidak hijrah dan bergabung dengan Rasulullah? Mereka menjawab: Kami akan tetap disini bersama saudara-saudara, keluarga dan tempat tinggal kami”. (H.R. Faryobi).

Rasulullah saw pernah bersabda yabg artinya: Tidak beriman (dengans empurna) seseorang diantara kalian, kecuali saya lebih dicintai dari dirinya sendiri, orang tua dan seluruh manusia.

اِنَّ لِكُلِّ اُمَّةٍ فِتْنَةُ وَفِتْنَةُ اُمَّتِى الْمَالُ (رواه الترمذى)
“Setiap umat menghadapi ujian/fitnah dan ujian bagi umatku adalah harta”. (H.R. Tirmidzi), contoh: Qorun dengan hartanya.

PENGHUJUNG DO’A

اَنِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

“Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, maha suci Engkau ya Allah dan Maha Terpuji, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat kepadaMu”.

وَمَنْ تَابَ قَبْلَ اَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللّهُ عَلَيْهِ
 (رواه مسلم)
Artinya  :  Siapa yang bertaubat sebelum terbit matahari dari arah barat, niscaya Allah terima taubatnya”. (H.R. Muslim).

القرآن: رَبَّنَااغْفِرْلِىْ وَلِوَ لَِىَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ
“Ya Tuhan kami!, ampunilah dosaku dan dosa Ibu bapakku dan bagi orang-orang mukmin pada hari perhitungan kelas”. (Q.S. (14) Ibrahim: 41).



------- HMS -------
1401’16