Kamis, 01 September 2016

SHALAT DUA GERHANA (KUSUFAIN)



SHALAT DUA GERHANA
(KUSUFAIN)

Pengertian:
Shalat kusufaini ialah shalat dua gerhana, yakni shalat gerhana matahari (shalat kusufisy syamsi) dan shalat gerhana bulan (shalat kusufil Qomari).

Hukumnya:
Jumhur ‘alim ‘ulama’ menentukan sunnah muakad

Sehubungan dengan peristiwa gerhana Allah SWT berfirman dalam Q.S : 41, Fushilat ayat 37
لَا تَسْجُدُواْ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُواْۤ لِلَّه ٱلَّذِي خَلَقَهُنَّ
Artinya:
“Janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan dan sujudlah kepada Allah yang menjadikan keduanya”.

Rasulullah saw bersabda
قَالَ النَّبِيُّ ص.م. إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ايَتَانِ مِنْ ايَاتِ اللّه لاَيَنْكَشِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَاِذَا رَأَيْتُمْ ذلِكَ فَادْعُوْااللهَ وَكَبِّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا (رواه البخارى)
Artinya:
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana bukan disebabkan matinya seseorang, tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka apabila kalian menyaksikan gerhana, berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah (mengagungkan kebesaran Allah) dan shalatlah dan bershadaqohlah kalian”. (H.R. Imam Bukhari)

Penjelasan:
Berdasarkan firman Allah Q.S 41, Fushilat ayat 37 dan sabda Rasulullah saw, tersebut di atas. Maka langkah-langkah apa saja yang perlu kita amalkan?
Apabila kita mengetahui terjadinya gerhana maka:
1.       Kita jangan sampai bersembah sujud kepada matahari atau bulan tetapi kita bersembah sujud kepada sang pencipta Allah SWT.
2.       Kita berdo’a kepada Allah seperti nabi

Hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:
وَعَنِْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: مَاهَبَّتِ الرِّيْحُ قَطُّ جَثَا النَّبِيُّ ص.م. عَلى رُكْبَتَيَهِ وَقَالَ: اللّهُمَّ اجْعَلْهَا رَحْمَةَ وَلاَ تَجْعَلْهَا عَذَابًا. (رواه الشفعى والطبرانى)
Dari Ibnu Abbas r.ahm berkata: “Angin tidak bertiup sama sekali, melainkan junjungan Nabi saw, duduk di atas kedua lutut dan berdo’a, Ya Allah jadikanlah ia rahmat dan janganlah jadikan ia adzab (siksa)”. (H.R. Syafi’i & Thabrani.

1.       Mohon Tetapnya Hidayah/Rahmah
رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Ya Tuhan kami! Berilah kami rahmat dari sisiMu dan siapkanlah bagi kami petunjuk (jalan keluar) dalam urusan kami (ini)”. Q.S. 18, Al Kahfi: 10

2.       Do’a Selamat Atau Do’a Tolak Balak
اَللّهُمَّ اكْشِفْ عَنَّامِنَ الْبَلاَءِ وَبَاءِ وَالْغَلاَءِ وَالْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ مَالاَ يَكْشِفُ غَيْرُكَ
“Ya Allah hilangkanlah dari kami bahaya penyakit menular, mahal harga sandang pangan, kejahatan dan kemunkaran, karena tiada seorangpun yang dapat menghilangkannya melainkan Engkau (ya Allah).

3.       Bertakbir/mengangungkan Asma Allah
Dianjurkan mengucapkan kalimat-kalimat thoyibah yang disukai Allah a.l. Istighfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil atau Takbir. Contoh:  سُبْحَانَ الله وَاْلحَمْدُ لِلّه وَلاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

4.       Melaksanakan Shalat Kusufaini
Shalat Kusufaini ini syah diamalkan apabila benar-benar terjadi gerhana. Waktunya shalat mulai saat gerhana hingga berakhir.
فَإِذَا رَاَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوْااللهَ وَصَلُّوْا حَتّى يَنْكَشِفَ مَابِكُمْ. (البخارى و مسلم)
“Maka apabila kamu mengetahui keduanya gerhana, hendaklah kamu berdo’a kepada Allah dan shalatlah hingga gerhana berakhir (tampak kembali sebagaimana biasa)”. H.R. Bukhari & Muslim

Cara Mengerjakan
Pertama   :   Shalat dua rokaat dua rukuk dan 4 sujud sebagaimana shalat biasa, boleh dilakukan sendiri-sendiri tanpa khutbah, tetapi lebih utama dilakukan dengan berjamaah dan diakhiri dengan khutbah.
Sabda Nabi:
قَالَتْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا خَسَفَتِ الشَّمْسِ فِى حَيَاةِ رَسُوْلُ اللهِ فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ إِلى الْمَسْجِدِ فَقَامَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ .... فَخَطَبَ النَّاسِ

“Aisyah berkata, telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah, lalu beliau keluar pergi ke masjid kemudian berdiri dan takbir, orang-orang (para sahabat) berdiri berbaris (shaf) di belakangnya, kemudian Nabi berkhutbah di hadapan para jamaah”. H.R. Muslim

Kedua       :   Shalat 2 rokaat dengan 4 berdiri, 4 bacaan Fatihah & surat, 4 rokaat ruku’ dan 4 sujud dengan tata cara pelaksanaannya sebagia berikut:
1.       Setelah kita dan ta’mir masjid mengetahui ada gerhana, maka ta’mir menyerukan kepada kaum muslimin untuk shalat.
2.       Setelah musta’id – takmir memerintahkan muadzin / bilal untuk mengucapkan  اَلصَّلاَةُ جَامِعَةْ  = Ashshalaatu jami’ah.
3.       Pada rokaat pertama – kita berdiri menghadap ke kiblat sambil niat, umpama dilafadzkan seperti ini
اُصَلِّى سُنَّةَ اللِّكُشُوْفِ الشَّمْسِ (الْقَمَرِ) رَكْعَتَيْنِ .... لِلّهِ تَعَالى

USHALLI SUNNATAL LIKUSYUUFISY SYAMSI (LIKHUSYUUFIL QOMARI) RAK’ATAINI ..... LILLAAHI TA’AALA.
Artinya: Aku sengaja niat shalat gerhana matahari/bulan dua rokaat .... karena Allah Ta’ala.

4.       Takbirotul ikhram, mengucap Allahu akbar sambil mengangkat kedua belah tangan seperti biasanya dengan masing-masing jari-jarinya terbuka atau direnggangkan sedikit dan tidak dirapatkan, telapak tangan dihadapkan ke kiblat, kemudian membaca do’a iftitah, do’a ta’awudz & basmalah, surat Al Fatihah dan surat panjang.
5.       Takbir dengan mengangkat tangan untuk ruku’ yang pertama panjang.
6.       Bangkit dari ruku’ / i’tidal dengan mengangkat tangan seperti biasa smabil berucap سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَةُ  bagi imam dan bagi makmum makmum mengucap رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ  kemudian sedekap lagi.
7.       Membaca surat Al-Fatihah & Surat yang agak pendek.
8.       Takbir (dengan mengangkat tangan) untuk ruku’ yang kedua dengan pendek.
9.       I’tidal atau kembali tegak sambil mengangkat kedua tangannya sejenak dan berucap seperti no. 6 kemudian kedua belah tangannya diturunkan.
10.   Takbir untuk sujud, duduk, sujud lagi (sampai disini satu rokaat)
11.   Takbir lagi, bangkit berdiri dari sujud untuk mengerjakan rokaat kedua seperti rokaat yang pertama.
12.   Kemudian setelah kita melakukan sujud ke dua dari rokaat kedua ini kita terus duduk akhir baca tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam.

Keterangan:
1.       Bacaan Fatihah dan surat pada gerhana matahari tidak dinyaringkan (tidak keras), sedangkan dalam gerhana bulan sunnah dinyaringkan (keras).
2.       Imam setelah selesai membaca surat Al Fatihah mengucap amin bersama jamaah, lalu diam sejenak baru membaca surat. Demikian pula Beliau (Rasulullah) setelah membaca surat sebelum ruku’ diam sekedarnya” H.R. Tirmidzi.
3.       Menurut hadits tersebut di atas setelah selesai shalat dianjurkan bershadaqoh.

Ketiga       :   Shalat 2 rokaat & setiap rokaat ada ruku’
Keempat :   Shalat 2 rokaat & setiap rokaat ada 4 ruku’, (2 rokaat, 8 berdiri, 8 Fatihah & Surat, 8 ruku’, dan empat sujud)
------- HMS -------
0909’16

1 komentar:

  1. Casino Tycoon 2 MapYRO - New York
    Casino Tycoon 2 is a 군포 출장샵 brand new casino 삼척 출장샵 game that has been a hit for 양주 출장샵 more than a decade. 김포 출장마사지 The game was created in 계룡 출장마사지 2015 and has now become available in more than

    BalasHapus