KHUTBAH
JUM’AT
TENTANG
MAQBUL & MABRUR
اَلْحَمْدُ
للّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ
اِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّه الْمَلِكُ
الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وَاَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُالْمُرْسَلِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا اَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللّه إِتَّقُوااللّه حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْ
تُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Marilah kita
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah
SWT dengan cara menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan Rosul-Nya serta
menjauhi larangan-larangan-Nya dengan mengharap ridho dari Allah dan syafaat
dari Rasulullah SAW, juga mari kita tingkatkan amalan-amalan sunnah dan kita
hindari perkara-perkara yang makruh dengan harapan makin menambah cinta kasih
Allah kepada kita semua.
Selanjutnya
kita do’akan pula kepada saudara-saudara kita yang baru kundur dari ibadah
haji, semoga iabadah hajinya menjadi haji mabrur disisi Allah SWT. Amin...!!!
Hadirin Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah
Berbicara
tentang diterimanya amal oleh Allah SWT perlu kiranya saya sampaikan tentang istilah maqbul dan
mabrur. Karena amal yang diterima oleh Allah umumnya diistilahkan dengan maqbul
kecuali ibadah haji yang diistilahkan dengan mabrur. Untuk itu perlu syarat-syarat
agar dapatnya diterima amal kita oleh Allah SWT antara lain :
Pertama :
Orang yang
melakukan harus beriman. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an
Surat An-Nisa’ : 124
وَمَن
يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ
فَأُوْلَٰٓئِكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرٗا
Artinya : Dan barang
siapa yang mengerjakan amal-amal shalih baik laki-laki maupun perempuan sedang
ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya sedikitpun”. (Q.S. An-Nisa’ : 124)
Hadirin Jamaah
Jum’at Rohimakumullah
Berapa banyak
atau besarnya amal seseorang kalau tidak didasari dengan iman, maka amal ibadah
itu sia-sia belaka karena tidak diterima oleh Allah SWT. Sebab amal itu hanya
untuk mencari kesan baik terhadap individu atau kelompoknya saja.

Amal itu harus
syah atau tidak batal. Contohnya, apabila kita mengerjakan shalat, maka shalat
kita harus bisa syah, yaitu mulai thaharah (sesucinya), karena thaharah itu
merupakan syarat syahnya shalat. Demikian pula rukun-rukunnya shalat harus dipenuhi
dengan sempurna, mulai niat dan takbiratul ihram sampai salam. Apabila
thaharahnya saja atau rukun shalat tidak sempurna (tidak syah) tentu saja
shalatnya pun tidak syah pula.
Begitu pula
orang yang melaksankan ibadah haji maka agar hajinya mabrur (diterima) oleh Allah,
maka pelaksanaan hajinya harus syah menurut syar’i yang ada.
Syarat ketiga :
Amal itu
dikerjakan dengan ikhlas karena Allah semata, jadi
buka karena orang lain (sungkan dengan tetangga) alias riya’ / sum’ah. Berarti
harus bersih dari segala pamrih.
Hadirin Jamaah Jum’at yang dimulayakan Allah
Dalam
pengertian istilah diterimanya amal (maqbul) hanya terbatas pada amal itu
sendiri atau tidak ada hubungannya dengan amal-amal yang lain sesudahnya.
Mislanya orang
yang puasa, puasanya itu maqbul, maka puasanya sudah menjadi satu amal shalih.
Kemudian sesudah puasa, dia berbuat keburukan, maka keburukan itu tidak
menghilangkan maqbulnya puasa yang telah dikerjakannya, tetapi menjadikan suatu
dosa (ada hisabnya tersendiri).
Lain halnya
dengan istilah mabrur, artinya sama, yakni diterima oleh Allah, akan tetapi
diterimanya amal dengan istilah mabrur itu dengan jaminan amaliyahnya sesudah
haji. Haji yang mabrur dijamin oleh amalnya sesudah ihram haji yaitu jika
sesudahnya haji tidak mengindahkan aturan agama, maka mabrurnya haji dapat
dicabut oleh Allah SWT.
Oleh karena itu
seorang haji harus dapat menjaga kemabruran hajinya.
Diantara tata cara
melestarikan haji mabrur antara lain :
1. Jiwanya
harus tambah baik.
2. Sifat
terpujinya harus meningkat baik.
3. Tambah
kedermawanannya.
4. Sifat
bakhilnya berubah jadi pemurah.
5. Menjadi
peramah dan santun.
6. Sifat
takaburnya berubah menjadi tawadhu’
7. Sifat
riya’nya berubah menjadi mukhlish.
8. Dan
lain sebagainya kesemuanya menuju ridho Allah. Insya Allah
jadi ahli jannah.
Nabi bersabda
وَالْحَجُّ
الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلاَّ الْجَنَّةَ
“Dan
haji mabrur itu, tidak ada balasannya kecuali surga”.
Demikianlah
khutbah ini saya sampaikan, mudah-mudahan menjadi tambahan pengertian bagi kita
semua, dan semakin menghantarkan kita kepada ridhonya Allah SWT.
Bagi
saudara-saudara kita yang baru kundur dari melaksanakan haji, semoga senantiasa
mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT. Amin...amin ya Robbal ‘alamin.
اَقُوْلُ
قَوْلِى هذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللّه الْعَظِيْمَ
وَقُلْ
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
terimakasih postingannya,, semoga Alloh swt mempermudah kita dalam beribadah kepada Nya. aamiin yaa robbal'alamiin..
BalasHapus