Kamis, 01 September 2016

KHUTBAH JUM’AT TENTANG MAQBUL & MABRUR



KHUTBAH JUM’AT
TENTANG MAQBUL & MABRUR

اَلْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ اِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّه الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُالْمُرْسَلِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللّه إِتَّقُوااللّه حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْ تُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Marilah kita selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan cara menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan Rosul-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya dengan mengharap ridho dari Allah dan syafaat dari Rasulullah SAW, juga mari kita tingkatkan amalan-amalan sunnah dan kita hindari perkara-perkara yang makruh dengan harapan makin menambah cinta kasih Allah kepada kita semua.
Selanjutnya kita do’akan pula kepada saudara-saudara kita yang baru kundur dari ibadah haji, semoga iabadah hajinya menjadi haji mabrur disisi Allah SWT. Amin...!!!

Hadirin Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Berbicara tentang diterimanya amal oleh Allah SWT perlu kiranya saya sampaikan tentang istilah maqbul dan mabrur. Karena amal yang diterima oleh Allah umumnya diistilahkan dengan maqbul kecuali ibadah haji yang diistilahkan dengan mabrur. Untuk itu perlu syarat-syarat agar dapatnya diterima amal kita oleh Allah SWT antara lain :

Pertama :
Orang yang melakukan harus beriman. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat An-Nisa’ : 124
وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرٗا

Artinya   :  Dan barang siapa yang mengerjakan amal-amal shalih baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya sedikitpun”. (Q.S. An-Nisa’ : 124)

Hadirin Jamaah Jum’at Rohimakumullah
Berapa banyak atau besarnya amal seseorang kalau tidak didasari dengan iman, maka amal ibadah itu sia-sia belaka karena tidak diterima oleh Allah SWT. Sebab amal itu hanya untuk mencari kesan baik terhadap individu atau kelompoknya saja.


Syarat kedua :
Amal itu harus syah atau tidak batal. Contohnya, apabila kita mengerjakan shalat, maka shalat kita harus bisa syah, yaitu mulai thaharah (sesucinya), karena thaharah itu merupakan syarat syahnya shalat. Demikian pula rukun-rukunnya shalat harus dipenuhi dengan sempurna, mulai niat dan takbiratul ihram sampai salam. Apabila thaharahnya saja atau rukun shalat tidak sempurna (tidak syah) tentu saja shalatnya pun tidak syah pula.
Begitu pula orang yang melaksankan ibadah haji maka agar hajinya mabrur (diterima) oleh Allah, maka pelaksanaan hajinya harus syah menurut syar’i yang ada.

Syarat ketiga :
Amal itu dikerjakan dengan ikhlas karena Allah semata, jadi buka karena orang lain (sungkan dengan tetangga) alias riya’ / sum’ah. Berarti harus bersih dari segala pamrih.

Hadirin Jamaah Jum’at yang dimulayakan Allah
Dalam pengertian istilah diterimanya amal (maqbul) hanya terbatas pada amal itu sendiri atau tidak ada hubungannya dengan amal-amal yang lain sesudahnya.
Mislanya orang yang puasa, puasanya itu maqbul, maka puasanya sudah menjadi satu amal shalih. Kemudian sesudah puasa, dia berbuat keburukan, maka keburukan itu tidak menghilangkan maqbulnya puasa yang telah dikerjakannya, tetapi menjadikan suatu dosa (ada hisabnya tersendiri).
Lain halnya dengan istilah mabrur, artinya sama, yakni diterima oleh Allah, akan tetapi diterimanya amal dengan istilah mabrur itu dengan jaminan amaliyahnya sesudah haji. Haji yang mabrur dijamin oleh amalnya sesudah ihram haji yaitu jika sesudahnya haji tidak mengindahkan aturan agama, maka mabrurnya haji dapat dicabut oleh Allah SWT.
Oleh karena itu seorang haji harus dapat menjaga kemabruran hajinya.
Diantara tata cara melestarikan haji mabrur antara lain :
1.    Jiwanya harus tambah baik.
2.    Sifat terpujinya harus meningkat baik.
3.    Tambah kedermawanannya.
4.    Sifat bakhilnya berubah jadi pemurah.
5.    Menjadi peramah dan santun.
6.    Sifat takaburnya berubah menjadi tawadhu’
7.    Sifat riya’nya berubah menjadi mukhlish.
8.    Dan lain sebagainya kesemuanya menuju ridho Allah. Insya Allah jadi ahli jannah.

Nabi bersabda
وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلاَّ الْجَنَّةَ
“Dan haji mabrur itu, tidak ada balasannya kecuali surga”.

Demikianlah khutbah ini saya sampaikan, mudah-mudahan menjadi tambahan pengertian bagi kita semua, dan semakin menghantarkan kita kepada ridhonya Allah SWT.
Bagi saudara-saudara kita yang baru kundur dari melaksanakan haji, semoga senantiasa mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT. Amin...amin ya Robbal ‘alamin.

اَقُوْلُ قَوْلِى هذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللّه الْعَظِيْمَ
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

1 komentar:

  1. terimakasih postingannya,, semoga Alloh swt mempermudah kita dalam beribadah kepada Nya. aamiin yaa robbal'alamiin..

    BalasHapus